Bermula dari mana? Entahlah, aku
pun bingung.
Menurut kalian 2 bulan itu lama?
Menurut ku sebentar, tapi aku melalui 2 bulan terakhir terasa lama, padahal
kalau di lihat bulan mei itu seminar ujian proposal begitu cepat yah, kenapa menunggu
2 builan terasa lama? Apakah karna sedang melakukan proses? Proses apa? Entah lah,
aku pun tak mengerti.
Menurutku ini buka hal yang baru,
dan entahlah ini namanya apa, lagi-lagi aku tak tahu. Dulu, ketika SMA, aku
dikenalkan oleh seorang cowo, saat itu hanya kenal melalui sms, lalu berlanjut
dengan telfonan, cukup lama hampir 2 tahun saat itu aku sudah punya pacar,
dalam 2 tahun itu pun komunikasi kita dibilangn jarang karena masing-masing
sudah punya pacar. Someday aku putus, kami sering berkomunikasi dia sering
menelpon ku setiap ku pulang sekolah, sampai suatu hari dia menghilang entah
kemana. Dan itu kejadian sekitar 6 tahun
yang lalu, dan sampai sekarang aku tak pernah tahu wajahnya seperti apa.
Ketika, memasuki awal 2008.
Ketika lagi merasakan yang namanya broken heart karena LDR, menyibukkan
diri dengan segala sesuatu yang membuatku sibuk, sibuk belajar menghadapi UAN
dengan mondar-mandir ketempat bimbel, bertemu tentor-tentor. Entah sejak kapan
aku pun tak pernah sadar, seorang tentor sering sms-an dan telpon-an, aku
menanggapinya hal yang biasa karena dia memang dekat dengan semua orang. Sampai
dihari aku mendaftar di perguruan tinggi dia menyatakan perasaannya, aku pun
merasa bersalah. Tunggu dulu, apakah ini yang disebut friendzone ? Ketika aku
merasakan nyaman dengan seseorang tapi aku tidak memimiliki harapan untuk lebih
jauh.
Satu cerita lagi yang menurutku
ini bukan hal baru, tapi ini benar-benar menjadikanku bukan seperti aku. Seperti
pertanyaan di awal, 2 bulan itu sebentar atau lama? Sebentar kan yah? Kenapa aku
merasakan itu sepertinya lama. Oke, mengenalnya 2 bulan terakhir membuatku terjebak.
Entahlah terjebak dalam hal apa, lagi-lagi aku tidak tahu karna aku tidak
berani membuat pendeskripsian terhadap perasaan ku sendiri. 2 bulan ini terasa
lama karna kami tidak pernah bertemu langsung. Ya harusnya aku bisa bersikap biasa
saja seperti sikap ku dengan cowo itu 6 tahun lalu. Kenapa dengannya aku tak
bisa? Aku hanya ingin memberinya selamat, “Selamat kau telah berhasil membuatku
gamang”. Mungkin sebagian dari kalian beranggapan, seharusnya aku tak seperti
ini seperti memiliki sebuah harapan dengan dia yang aku pun tak pernah
berjumpa, yang mungkin aku belum mengenalnya itu siapa.
Atau mungkin kamu yang disana baca?
Ya gapapalah, biar kamu tahu karna aku pun malu buat bicara ini padamu. Aku hanya
menuangkan apa yang ingin aku ceritakan. Lalu bagaimana dengan mu? Oke tak
perlu dijawab, sebenarnya hal seperti ini sudah pernah aku rasakan sebelum
mengenalmu yang bikin beda adalah jarak. Tunggu dulu apa ini termasuk long
distance friendzone ? Mungkin akan terjawab jika kami bertemu. See you soon J