From : Rini (Work)
'Dis, gw malem ini numpang tidur di kosan lo ya.. Gw
lupa bawa kunci kosan'
Sebuah pesan singkat itu
membuyarkan lamunan Gadis. Gadis si penikmat senja tak seperti biasanya duduk
di salah satu tempat favoritnya di kampus. Akhir-akhir ini Gadis lebih senang
menikmati senja dalam kamar.
To : Rini (work)
'Oke, kesini jam brp? Temenin gue keluar yuk. Sumuk
nih di kosan!'
From : Rini (work)
'Mau kemana? Langsung janjian di TKP deh.. Gue lagi
sama Bowo nih'
To : Rini (work)
'Taman Menteng, jam 7an gue sampe sana. Oke ;) jangan
pacaran mulu lo'
From : Rini (work)
'Siap Ibu Negara, gue ga pacaran, cuma dating sebentar
:p'
Gadis bersiap-siap menuju
taman menteng.
Sesampainya di Taman Menteng,
ternyata Rini sudah sampai duluan, Rini sendirian. Dimana Bowo? Gadis
benar-benar penasaran dengan sosok Bowo.
'Haloo Ibu Negara, biasanya
kalo ngajakin keluar pasti lagi ada masalah nih' celoteh Rini
'Gada masalah sih, cuma lagi
ada pikiran, alias gue lagi agak Galau'
'Cerita lah, gue akan mendengarkan
dengan baik'
'Kalo gue cerita tentang tuan
beransel apa elo akan bosen dengernya?'
'Heii.. Come on! Sejak kapan
gue bosen dengerin kisah lo dan tuan beransel?'
'Gue berteman baik dengan
dia, meskipun gue ga bisa bohong kalo ternyata hati ini tetap sama untuk dia.
Bagaimana bisa gue mengubur perasaan ke dia tapi komunikasi gw ke dia setiap
hari ga pernah putus.'
'Heemmm, I know that' jawab
Rini singkat
'Semakin hari bukannya
berhenti tapi perasaan sayang dan ingin memilikinya itu terus tumbuh. Sampai puncaknya
dia ngajak gue pergi, kesini. Di taman ini, untuk pertama kalinya gue cerita ke
dia sambil nangis, untuk pertama kalinya gue kontak fisik. Lo tau rasanya? Gue
rasanya mau peluk dia, tapi ga mungkin kan bukan muhrim.. Haha..'
'Yayaya... I trust you!'
'Rin, gue mau keluar dari
cerita ini. Gimana ya?'
'Gampang yang penting lo
siap. Siap untuk kehilangan, siap merasakan sepi. Sepi dalam arti gada dia lagi
di hidup lo. Tapi kalo lo kesepian kan ada gue ada Vivi dan Daru'
'Gue gatau, kayaknya gue belom
siap deh'
'Ya cuma lo yang tau itu'
Jawab Rini singkat.
Mereka terdiam sambil
menikmati susu jahe yang tadi mereka pesan.
'Berdua, sayang nya lagi2
sama Rini. Kapan aku berdua menikmati dinginnya malam dengan pelukmu (lagi)'
kicau Gadis
'Lo ngobrol sama dia sudah
sejauh apa sih? Kok kayaknya dia udah bikin lo susah untuk move on yah?' Tanya
Rini
'Sejauh apa ya? Gue juga
bingung, yang gue tau kami selalu bercerita, cerita tentang aku, dia tapi tidak
ada kita (aku dan dia)' Gadis sambil mempergayakan tanda kutip ketika dia
menyebut kata 'kita'
'Hemmm.. Bisa tidak ada
'kita' tapi sejauh ini yaaa.. Jangan-jangan lo di pelet ya ama doi'
'Sembarangan lo. Yang gue
tau, gue tertarik dengan kepribadiannya dia, dengan kehidupannya dan tentu
dengan tulisannya.'
'Tuan beransel mu itu tidak
satu-satunya yang bisa menyauti syairmu nona, coba lo liat, berapa banyak di
luar sana yang memiliki sikap yang lebih baik dari tuan beranselmu itu, dan
cowo yang deketin lo itu lebih rapih dari si tuan beransel. Dan berkali-kali
cowo itu menyauti syairmu di dunia maya.' Kata Rini
Pernah ada seseorang yang
menghampiri hari-hari Gadis, namun sayangnya mata dan hati gadis sudah tertutup
untuk melihat cowo itu. Mata dan hatinya hanya terfokus pada satu orang yaitu
'tuan beransel'
'Menunggu itu bukan
kesalahan, tapi apa tidak sebaiknya kita berpindah, siapa tahu itu jauh lebih
baik dari apa yang di tunggu' kataRini
'Nothing, nothing I can do to
give my heart away from you, I can't help it I can't tell you how much I try' ~