"Hei kau, apakah kau fikir hati ini batu?
Apa kurang kau bermain-main dengan hati?
Apa kau tak punya hati?
Atau ternyata kau juga tak punya otak? yang di gunakaan untuk kau berfikir.
Se-Nikmat itu kah kau bermain?
Ya, Ku rasa kau begitu menikmati apa yang sedang kau lakukan."
Kata-kata itu menjadi sebuah bayang-bayang ketika memejamkan matanya, ketika sadar berapa kali kau meninggalkan sesuatu yang pahit dihatinya. Dia berusaha buat bangkit dari terpuruknya kisah yang kau tinggalkan, berusaha mencari kebahagian sekecil apapun. Di saat dia menemukan kebahagian yang kecil kau selalu mengganggu dengan kata-kata yang membuatnya kesal. Dia pernah bercerita padaku, betapa dulu dia sangat menyanyangi kau melebihi apapun dan kini dia merasa bodoh telah menyayangi bahkan mungkin pernah mengemis mencintai kau.
"Hei kau, aku sedang berusaha menata kembali hidupku yang indah.
Bisakah kau pergi?
Bisakah kau tinggalkan seluruh hidup ku tanpa meninggalkan apapun?
Termasuk perhatian kecil yang membuatku risih.
Bisakah kau izin kan aku bahagia?
Seperti dulu kau meminta izin padaku mencari kebahagiaan dengan mencari cinta yang baru."
Kini kau harus sadar bahwa dia mampu tanpa kau, kau harusnya malu, karna selain dia, kau telah menyakiti mereka dan keluarga nya. Sadarkah kau, dia sedang kembali menata kehidupan yang telah kau hancurkan, jangan kau kembali datang merusak semua yang telah dia rancang untuk masa depannya.
Kau menyesal meninggalkan dia? ini keputusan yang kau buat. Semoga Tuhan tak tuli untuk mendengarkan doa-doa dia, dan semoga kau diberikan kehidupan yang lebih baik, dengan orang yang lebih baik. Dia merasa bersalah karna telah gagal mengajarimu satu hal terpenting dalam hidup kau.
"Aku memaafkan kau, dan tolong maafkan aku"
note: jangan dianggap serius :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar