Apakabarnya Gadis Daru, Rini dan
Vivi ? Sudah lama tak terdengar ceritanya. Menghilang dengan kesibukannya
masing-masing. Kehidupan mereka banyak mengalami perubahan. Salah satunya kisah
percintaan mereka ber-empat. Rini yang ternyata masih nyaman dengan
kesendiriannya, Gadis yang memilih untuk sendiri dan berteman bahkan bersahabat
dengan tuan beransel Vivi yang harus merasakan patah, patah hati maksudnya dan
Daru yang merasa hubungannya yang paling tak jelas. Kesibukan mereka mulai
berkurang, Rini yang lebih sering menghabiskan waktu dengan Vivi. Daru masih
harus bolak-balik Jakarta-Bandung untuk berbisnis dan Gadis yang akhir-akhir
ini sering bermanja-manja dengan semua boneka yang ada dikamar kosnya.
Gue mau fokus kehidupan Rini aja
yah. Boleh yaah. Kan gue yang bikin cerita, ga boleh protes yah. Haha..
Kabar kedekatan Rini dengan Seto
hanyalah sekedar cerita dalam dunia maya, dan persepsi orang-orang terhadap
Rini dan Seto sudah berubah, padahal mereka tidak ada hubungan special. Rini
saadar perasaan sayang kadang timbul karena terbiasa, Rini pun tak ingin
memaksakan apa yang dia rasa. Pelan-pelan Rini menyibukan diri agar dia lupa
terhadap perasaannya ke Seto. Yup! Rini berhasil sibuk, sibuk bantuin
teman-temannya motret sampai keluar kota, sibuk liburan, sibuk menyenangkan
diri. Karna Rini berjanji tidak akan membuat diri nya seperti zombi ketika dia
baru saja patah hati dari mantannya. Rini banyak bertemu dengan teman baru yang
bisa diajak bertukar pikiran dan mengerti kondisi nya sekarang, meskipun teman
baru itu adalah orang lama.
Suatu hari ketika Rini sedang di
toko buku “Hai Rini. Eh Rini kan?” Tanya seorang cowo yang agak kebingungan
sendiri dengan yang dia katakan. “Iya gue Rini.” Jawab Rini Singkat. “Eh bener
kalo ini Rini, sejak kapan berjilbab?” Tanya cowo ini lagi. “Baru-baru ini kok.
Elo Bowo yah?” Tanya Rini. “masih inget sama temen lo yang culun ini?”. Mereka
saling bercerita meskipun agak kaku karena sudah lama tidak bertemu dan
ternyata Rini berpikir kalo si Bowo makin cakep. Dasar cewe single ga bisa deh
ya liat yang cakep-cakep. Mereka bertukar nomer hp dan saling memfollow
twitter. Seperti yang sudah-sudah, mereka mulai sering saling memention dan
telponan. Sampai suatu hari Bowo mendadak menjemput Rini ke kampus dan
mengajaknya nonton di kawasan Casablanca. Setelah nonton, makan ngobrol ini itu
dan sepertinya sudah tidak ada kekakuan antara Bowo dan Rini, Boeo mengantar
Rini kembali ke Kampus karna masih ada urusan yang belum diselesaikan. Tidak
ada petir dan hujan, Bowo menghilang. Tidak pernah terlihat di timeline
twitter, tidak pernah sms dan telpon Rini lagi. Rini menganggap ini hal biasa,
pasti ada pertemuan dan ada perpisahan. Sampai suatu hari Bowo mengirim message
melalui akun twitternya.
‘Hai aneh tidak jika kamu menjadi bunga tidurku?’
‘Tergantung, bagaimana keadaan gue di bunga tidur lo?’
‘Kamu menjadi makmumku saat aku solat’
‘Tidak aneh, bukannya imam dalam solat memang sebaiknya seorang
laki-laki?’
‘hemmmm’
Itulah kalimat terakhir yang
dikirim Bowo hari itu.
Seperti biasa Rini selalu cuek
menganggap Bowo seperti halnya teman cowo lainnya.
Rini pergi keluar kota bersama
sahabat-sahabatnya, Gadis, Vivi dan Daru.
Didalam mobil
“Daru, gue lapeeeerr....” Teriak
Rini dalam mobil
“Rini, berisik.. Emang ga
sarapan?” tanya Gadis
“lu tau kan? sejak kapan gue bisa
sarapan?” Jawab Rini
“Oke nanti di rest area kita
makan, gue juga laper” Jawab Daru
Vivi selalu diam karena dia
selalu mabok perjalanan kalo pergi keluar kota. Sesampainya di rest area mereka
memesan makanan yang sesuai dengan keinginan masing-masing. Disaat makan itulah
Rini menceritakan pertemuannya dengan Bowo sampai akhirnya Bowo mengirim
message.
“Kok baru cerita? Lo udah ga
nganggep kita sahabat?” Tanya Daru
“Bukannya ga mau cerita, menurut
gue pertemuan gue dengan Bowo Cuma sebuah kebetulan dan kita emang temenan. Waktu
Bowo jemput gue dikampus kan kalian emang lagi gada di kampus.” Jelas Rini
“To the point deh, perasaan lo ke
Bowo gimana?” Tanya Vivi
“emmm gue nyaman sama Bowo, tapi
rasanya beda waktu ke Seto. Maaf aku membandingkannya karna kalian memang tahu
seberapa besar perasaan aku ke Seto.” Jawab Rini
“memangnya sejauh mana hubungan
kamu sama Bowo sampai dia bikin kamu nyaman?” Tanya Daru
“tidak sejauh aku berteman dengan
Gusti, Ari dan yang lain” Jawab Rini (Gusti dan Ari adalah sahabat cowo Rini di
kampus). “akhir-akhir ini komunikasi kami ga selancar awal bertemu, mungkin dia
sibuk kegiatan di kampus dan begitu juga sama kegiatan gue di kampus.
“Tapi lo ngerasa kehilangan?”
Tanya Gadis
Rini hanya mengangkat kedua
bahunya, menandakan dia pun bingung apa yang dia rasa. Rini hanya sedang
mengontrol perasaanya. Dia tidak mau kelepasan dan berlebihan ketika dekat
dengan cowok.
“Sudah ga usah dipikirin, jalani
dan nikmati aja. Toh selagi dia baik sama lo, lo juga akan baik sama dia kan? Dan
gue tau lo gak mau yang kemaren keulang lagi kan?” kata Vivi
“Iyaaaa... gue ga mau jadi zombi
lagi. Makannya gue mau makan yang banyak”.
*****
Bowo kembali lagi ke kehidupan
Rini, kembali dengan sapaanya tiap pagi, selalu mengirimkan voice note ketika
Rini berpamitan untuk tidur. Kadang mengirimkan rekaman Bowo memainkan gitar
dan bernyanyi untuk Rini. Siapa juga yang ga ngerasa di special kan oleh Bowo? Siapa
juga yang ga luluh diperlakukan oleh Bowo? Sampai akhirnya Bowo bilang “Bisa
gak ijinin gue jadi orang yang bisa bikin lo tersenyum setiap hari?” seketika
Rini bingung membalas apa. Kali ini Rini yang menghilang, mencoba menenangkan
diri dan bercerita kepada tiga sahabat permpuannya dan bercerita pada Galih dan
Ari. Mereka hanya menyarankan jika memang Rini merasa sudah siap menerima orang
yang akan memenuhi hati dan mengisi hari-hari Rini. Semua keputusan ada di
Rini, dan Rini memilih untuk menjalani saja yang sudah ada. Toh selama ini Bowo
memang sudah mengisi hari-hari Rini.
*sekiaaaan*
semoga Rini tidak salah dalam membuat keputusan dan semoga ada cerita yang menyenangkan dari Vivi, Daru dan Gadis.