Kamis, 31 Mei 2012

Mereka saling melengkapi


Selamat malam. di penghujung Bulan Mei ini banyak pelajaran hidup yang bisa gue ambil. Gue kangen sama tokoh Daru, Gadis, Rini dan Vivi, semua gara-gara blog si Indah soal si Rini

                Senja itu mereka duduk ber-4, sudah lama mereka tidak melakukan ritual kumpul bersama seperti ini, karena terlalu sibuk dengan urusan masing-masing. Sepertinya sudah banyak cerita yang tidak mereka bagi satu sama lain. Daru yang sedang sibuk dengan bisnis sepatunya, Gadis yang sibuk dengan bisnis aksesorisnya, Vivi juga sibuk dengan bisnis aksesoris dan skripsinya, dan Rini yang sibuk dengan hobi barunya sebagai tukang foto keliling.
“Gilaaaaaa, gue kangen banget sama kalian.” Teriak Rini sambil memeluk satu-satu sahabatnya.
“Riniiiiii, lo bau banget!” teriak Vivi sambil melepas pelukannya Rini
“Iiiiiiih gilee lo, tau aja gue belom mandi. Hahaha” Rini tertawa dengan puas.
“Rambut lo juga bauuuu banget iyeuuh!” Ucap Gadis
“Iiiiiiih Gadis, mendadak jadi ABG labil gitu bahasanya” Rini memandang sedikit ilfil
“Riniiiiiiiiii, lo dekil banget banget!” Ucap Daru
“Hei, kalian kenapa mengomentari penampilan gue sih? Ya maklumlah gue kan kuli lapangan, ga kaya kalian kerjanya adem ayem di ruangan.” Ucap Rini lirih.
“Duh ileeeh, gak usah lemes gitu kali Rin. Nih gue udah buatin cemilan buat kita makan bareng-bareng.” Kata Vivi sambil mengeluarkan tempat makan yang berisi telur gulung kesukaan Rini.
“Perhatian banget deh si Vivi kalo cowo gue pacarin lu” Ucap Rini
                Mereka bercerita banyak hal mengenai bisnis mereka masing-masing. Daru bercerita bagaimana capeknya dia harus bolak-balik Bandung untuk produksi sepatunya, karena memang vendornya berada di Bandung. Selain itu menjadi kesempatan Daru untuk bertemu sang kekasih yang tak pernah mengunjunginya di Jakarta. Disela-sela ceritanya Daru sedikit enggan menceritakan masalah hatinya, karena gak mau merusak pertemuan yang sudah jarang ini. Vivi yang lagi giat-giatnya ke perpustakaan buat menyelesaikan skripsinya membuat yang lain merasa iri, karena skripsi mereka tidak tersentuh sedikitpun. Gadis juga yang iseng-iseng belajar bisnis aksesoris sebenernya ga sibuk-sibuk banget, hanya saja dia sedang sibuk mencoba lagi berhubungan dengan tuan beransel. Oh Tuhan, Gadis memang gak pernah kapok! Dan dari semua yang terlihat tidak terurus secara penampilan itu si Rini, semenjak tergila-gila dengan fotografi dia suka keluar mencari objek untuk di foto. Rini paling gak suka dengan objek manusia, dia lebih suka motret alam, lingkungan sekitarnya yang sekiranya unik, dan makanan buat bahan tulisan kulinerannya dia di blog.
“Apaaa? Lo berhubungan lagi sama tuan beransel?” Kata Vivi setengah kaget. Gadis hanya mampu mengangguk. Takut reaksi teman-temannya yang lain diluar dugaannya. Daru yang tetep cool, yang kadang emang dia suka ga fokus sama apa yang sedang di omongin tiba-tiba dia bilang “Gue sih ga masalah ya lo mau berhubungan dengan tuan beransel lo itu. Tapi inget ya tuan beransel lo itu pernah bikin lo patah hati”. Rini yang kali ini hanya memilih diam karena mulutnya sedang penuh dengan makanan.
“Lo ga mau komen apa-apa?” Tanya Vivi pada Rini
“Haruskah gue berkomentar? Itu pilihan hidup Gadis loh, dia siap berkomunikasi lagi dengan tuan beransel dan berarti dia juga siap mendapat perlakuan yang sama seperti dulu.” Jawab Rini dengan santai.
“Iya gue akan menerima resiko dengan apa yang gue perbuat sekarang. So apa kabar jomblo teken kita yang satu ini? “ Tanya Gadis
“I’m Ok, thank you” Balasnya dengan senyum
“No, you’re not Okay Rin.” Vivi langsung menangkap kemuraman dalam wajah Rini.
“Iiiiiih gile yee si Vivi tau aja gue lagi gak Oke, setuju gak kalo si Vivi cowo gue pacarain aja. Soalnya dia selain perhatian kaya nya dia juga ngertiin gue deh.” Tanpa sadar tangan Vivi mendarat di kepalanya.
“Kalo ngomong jangan sembarangan mba, gue normal. Dan lo juga masih normal kan?” Tanya Vivi
“Daruuuuu, gue di pukul Vivi nih.” Daru selalu jadi orang yang ngebelain Rini setiap berantem dengan Vivi. “Gue baik-baik aja kok, dan masih normal, masih doyan cowok, dan masih Rini yang sama”
“Masih dengan hati yang sama untuk orang yang sama?” Tanya Daru
“Woooo, Daru kepo. Udah lah, kita kumpul bukan mau bicarain love story kan? Cukup si Gadis aja yang selalu ngebahas tuan ranselnya gue mah diem-diem ntar gue kenalin deh sama pacar gue” Kata Rini
“Seriusan udah punya pacar? Kok ga dikenalin ke kita sih. Ih awas lo ya Rin.” Ancem Gadis.
“Mau tau banget deh, nanti juga klo puny ague kenalin. Sekarang gak gue kenalin karena emang gak punya” jelas Rini
“Tapi masih dengan hati yang sama dan untuk orang yang sama atau engga?” Tanya Daru sekali lagi.
“Masih” Jawab Rini singkat dengan nyengir selebar-lebarnya.
                Rini seperti sedang menutupi apa yang sedang ia rasakan, dan Vivi tau semua tentang hati Rini sekarang. Rini merasa Vivi lah orang yang paling bisa menetralkan hati dan pikirannya. Rini belajar banyak dari Vivi belajar mengenai hati dan logika, belajar bagaimana porsi hati di gunakan untuk orang-orang yang memang pantas untuk diberikan hati dan belajar bagaimana logika di gunakan untuk orang-orang yang hanya bermain-main dengan logika. Rini tidak mau ambil pusing dengan hubungannya yang sekarang sudah jelas bagaimana maksudnya. Yang Rini tahu hatinya masih tetap sama, namun sebagaimana mungkin Rini mencoba menaruhnya paling bawah dari skala prioritas yang sedang dia jalani. Rini senang dengan hidupnya yang sekarang, memiliki teman baru, pengalaman baru, sahabat-sahabatnya yang selalu ada untuk mendengar ceritanya, keluarga yang selalu mendukung setiap keputusan Rini.
                Vivi, Gadis dan Daru selalu ada buat Rini. Rini selalu merasa nyaman ketika mereka sedang bersama-sama. Kadang rasanya sepi ketika semua sahabat Rini sedang sibuk dengan urusan mereka, Rini tak berhak untuk menyuruh ketiga sahabatnya selalu ada untuk dia. Dari sinilah Rini mencari kesibukan juga dan mendapatkan teman baru. Dengan hobinya Rini bertemu dengan Aldi di sebuah komunitas pecinta fotografi di kampus. Aldi yang juga masih mahasiswa tingkat akhir dengan memiliki penampilan rapih, cakep, tinggi, tapi, sok asik, sok lucu, buncit namun memiliki sifat yang careless menurut pandangan Rini. Sangat tidak wajar kalo Aldi ini jomblo yang diputusin pacarnya gara-gara pacarnya selingkuh sama juniornya. Karena Aldi lebih peduli dengan teman-teman dan hobinya dari pada dengan pacar sendiri. Sikap Aldi yang kadang aneh seperti Gadis itulah yang membuat Rini mau berteman dengannya. Rini lebih memilih meceritakan tentang Aldi ini kepada sahabatnya dibandingkan sesorang disana. Karena selama ini kalau mereka tidak bisa bertemu Aldi adalah orang yang selalu dengerin curhatan sampah Rini dan Aldi selalu berusaha menghibur Rini meskipun itu adalah hal tergaring, lebih garing dari kerupuk. Sekarang Aldi sudah sibuk dengan cewe yang sedang dia dekati, itupun atas dorongan Rini yang menyuruh Aldi segera punya pacar.
                Rini tidak pernah masalah dengan orang-orang yang datang dan pergi dari kehidupannya. “Itu hak mereka masih mau tetap disini berteman dengan gue atau enggak. Hidup itukan pilihan. Kalo emang gue gak membawa hal yang baik ya lebih baik tinggalin aja.” Kata-kata itu selalu keluar dari mulut RIni ketika siapapun menanyakan “lo gapapa kan Rin kalo si A pergi atau si B pergi”
                Daru yang dari tadi sibuk dengan hapenya tiba-tiba terdiam dan seperti membersikan sesuatu di sekitar mata. “Kenapa lo? Tadi anteng aja main instagram” Tanya Rini. “I’m okay!” jawab Daru. Dan itu tandanya Daru ga mau cerita. Vivi, Gadis dan Rini tidak pernah berani memaksakan Daru untuk cerita masalah pribadinya. Daru adalah orang yang lebih senang menyimpan itu semua sampai semua dugaan dia jelas baru dia bisa menceritakan kesahabatnya. Vivi yang semakin hari semakin bijak menenangkan Daru dengan kata-kata bijaknya. Rini dan Gadis seperti biasa hanya diam menunggu reaksi Daru.
“Eh gue punya cerita nih, jadi ceritanya waktu gue hunting foto ke Ancol pas malem minggu banyak banget kan tuh ya yang pacaran  di jembatan. Lo tau ga gue liat apa? Gue liat cewe sama cewe ciuman dong. Dan dengan seketika gue langsung ke inget si Vivi” Ucap Rini Nakal yang langsung di sambut dengan botol minum yang melayang kena kepalanya, yang gak lain ga bukan itu ulah Vivi.
“Maksud lu? Gue masih normal Rin. Ih gila lu yak kelamaan jomblo. Udah ga normal.” Kata Vivi kesal
“Yeee, kalo inget lo emang artinya lo lesbi? Gue juga tau lo doyan laki. Buktinya masih betah ama Gege. Gue inget lo karena kita juga pernah nge-gapin cewe sama cewe lagi ciuman di taman kota. Inget ga lo?” jawab Rini
“Hahaha, eh iya bener-bener.” Vivi langsung  tertawa
“Iyeeuuuh, trus kalian ngeliat itu biasa aja? Ada rasa deg-deg serr gitu ga?” Tanya Gadis.
“Gadis plis deh Dis, gak usah mulai dengan pertanyaan absurd lagi” Akhirnya suara Daru terdengar lagi.
“Horeeeee Daru udah bisa ngomong sekarang” Celetuk Rini dan lagi-lagi ada tangan yang mendarat di kepalanya. Kali ini tangan Daru sendiri.
                Rini sepertinya selalu hobi jadi sasaran sahabat-sahabatnya karena omongannya yang terlalu cuek. Pernah suatu hari Gadis marah dengan Rini karena bercandanya Rini terlalu berlebihan. Rini dan Gadis saling diam meskipun sedang berada di satu ruangan yang sama, kegiatan yang sama. Sekitar 2 hari mereka saling diam sampai akhirnya Vivi yang menengahi mereka. Pernah juga Rini bertengkar dengan Daru dan bersikap dingin karena ada sesuatu yang tak bisa dikatakan secara terbuka. Rini juga pernah membuat Vivi dan Gadis kesal karena tugas kuliah yang Rini tidak selesaikan dengan baik. Dan yang terakhir adalah Daru dan Gadis salah paham karena mereka membutuhkan quality time for self.
                Wajar saja kalau dalam pertemanan memang selalu ada perbedaan, perselisihan. Perselisihan dan perbedaan ini yang membuat Daru, Gadis, Rini dan Vivi tetap bersama untuk saling mengingatkan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Jika saja tidak ada orang sesabar Vivi yang meladeni keras kepalanya Rini, lemotnya Gadis dan pikunnya Daru entah jadi apa orang-orang ini. Jika saja tidak ada orang se pintar Daru mungkin tugas tugas kuliah Rini dan Gadis tidak ada yang selamat. Kalo saja tidak ada Gadis yang lemot mungkin tidak ada yang membuat hal-hal terasa lebih lucu yang bisa ditertawakan oleh Rini, Vivi san Daru. Kalo saja tidak ada Rini, mungkin gada yang bisa mengingatkan soal ketepatan waktu buat Daru, gada temen berantem Gadis dan gada temen sekamar Vivi. Mereka ber-4 selalu berharap persahabatan mereka gak hanya saat sekarang. Tapi sampai mereka lulus, kerja, menikah dan punya anak.

  
Semoga gue bisa punya sahabat kaya Gadis, Rini, Daru dan Vivi. :)





Skripsiku

Oh Skripsi ku yang malang, maaf kan aku yang menelantarkanmu sedemikian rupa sampai kau tak terurus.
Oh Skripsi ku yang malang, betapa aku merindu dirimu, memadu kasih antara kita berdua.
Ingatkah kamu masa-masa ketika aku selalu memandangimu.
Memandangmu dengan rasa malas, dengan rasa kesel, dengan rasa ngantuk, dan tentunya semangat yang membara ketika aku sudah merasa malas. 
Waktu 2 bulan ini aku selalu cuek sama kamu. kamu mau kan maafin aku? 
Janji, mulai besok aku kan selalu menengok mu, meskipun hanya 15 menit dan menambah satu baris. 
Jangan marah yah. *kecup*

Miris sih, hampir 2 bulan setelah gue dapet revisian itu skripsi belom juga gue sentuh. Sebenernya bukan malas yang melanda gue untuk nulis skripsi ini, melainkan ada beberapa hal yang masih harus gue kerjakan. Misalnya, gue harus beresin tugas akhir semua mata kuliah yang gue ambil semester ini. Sempet udah gue bikin revisian dan (hanya) gue save di FD, penyakit pikun gue yang tiada tandingannya ini membuat gue melupakan si fd. si fd gue lupa taro dimana gegara abis presentasi KSHP. Yah, apa mau dikata semua juga karena keteledoran gue yang ga ada abisnya. Mau ga mau ya gue harus ikhlas buat pedekate ulang sama si skripsi. Alesan lainnya sebenernya sih gue mau ganti materi yang sedang gue bahas dalam skripsi gue. Tapi belom sempet juga ketemu sama Dosen pembimbingku yang cantik dan guanteng. hihihi. Oke lah, tekad gue udah bulet. Gue harus ngerjain skripsi meskipun sehari cuma dapet se-paragraf. Semoga bisa ngejar seminar proposal di bulan Juni, 

SEMANGAT!! 

Kamis, 24 Mei 2012

Dosen oh Dosen


#DeritaMahasiswa

"Gimana rasanya kuliah?" Tanya seorang mahasiswa tingkat akhir dengan mahasiswa baru

Enak ka, kebanyakan tugas kelompok dari pada tugas individu. Jawab si Maba

Belom aja lo ketemu dosen-dosen dewa. Macam professor.

Gaya belajar tiap-tiap dosen tuh beda-beda. Seperti yang terjadi di kampus gue, ada dosen yang modelnya diskusi kelompok, ada yang sukanya ceramah sendirian, ada yang sukanya dengan menonton film.

Gue mecoba mengkatagorikan tipe-tipe dosen yang pernah gue temui selama gue kuliah.

1. Dosen Muda berjiwa muda : Dosen yang kaya gini nih yang biasanya jadi idola apalagi punya nilai tambah di muka (cakep) dan ga pelit ngasih nilai. Biasanya dosen kaya gini ga terlalu banyak ngasih tugas setiap pertemuan, pendekatan ke mahasiswanya ya seperti temen, berdiskusi ga perlu dengan bahasa yang formal, di selingi dengan candaan, membuat mahasiswa gak akan bosen dikelas.

2. Dosen berumur yang berjiwa muda : Sama halnya dengan katagori pertama, dosen yang berjiwa muda sih cenderung selow, meskipun punya peraturan-peraturan mendasar untuk penugasan. Tapi yang penting mah ya suasana di dalem kelas itu ga tegang, ga nge bosenin. Dan tentunya sang dosen juga ga pelit dengan nilai (Harapan Mahasiswa)

3. Dosen single yang sudah tak muda lagi : Biasanya dosen yang kaya gini adalah tipe-tipe dosen yang perfectionist, perfect dari semua hal, dari ketepatan masuk kuliah, pakaian yang harus di guakan saat perkuliahan. Kalo mau absen pun harus pinter-pinter deh nyari alesan. Biasanya juga sih dosen kaya gini moody, klo mood nya jelek bisa-bisa suasana kelas jadi tegang, kelas yang udah dingin gegara Ac mendadak bikin mahasiswa pada keringetan, soalnya dosen suka membabi buta dalam menunjuk mahasiswa. Tapi klo moodnya bagus, bisa-bisa bukan kuliah malah jadi ajak tempat curhatan si dosen. Dalam memberikan nilai juga biasanya sih suka-suka mood nya. (-________-)”

4. Dosen yang sudah berumur : Dosen ini biasanya memiliki peraturan-peraturan umum yang cukup di terima mahasiswa, dalam proses perkuliahan biasanya dosen yang seperti ini sih biasa aja. Dan mau nya di tanyaaaaaaaa mulu. Paling engga dosen yang sudah berumur lebih bijak dalam memberikan nilai. Biasanya sang dosen juga suka ngajak bercanda meskipun candaanya kadang-kadang garing *kriik kriiik*

5. Dosen dengan gelar Professor : Yup, dosen dengan gelar Professor, serem ga tuh dengernya? Dosen dengan gelar ini biasanya tipe dosen yang maunya di dengeeeeeeer terus, dan harus selalu ditanyaaaaaaaaa muluk, kalo gada yang mau nanya langsung di kasih kuis. Ngasih nilai yang saklek, ga pernah ada perbaikan nilai kecuali lo ngulang tuh mata kuliah, ga pernah peduli lo ga masuk dengan alasan apapun, klo ga masuk bikin review sesuai dengan materi ketika lo ga masuk. Ga peduli deh badan lo di kelas tapi pikiran lo kemana-kemana yang penting pas di tunjuk lo kudu jawab. Suasana belajar yang kaya gini nih bikin mahasiswa kebelet pipis mulu bawaannya. Naaaah, biasanya nih mahasiswa (termasuk gue) masuk mata kuliah ini dengan berat hati karena peraturannya yang sama hal nya kaya sebuah ancaman (perasaan gue doang).

Pada dasarnya Dosen itu mengajar dengan baik, mungkin metode dan strategi yang di gunakan kurang berpengaruh dengan mahasiswa. Kondisi kelas atau lingkungan belajar yang tidak kondusif membuat mahasiswa tidak fokus pada saat belajar (misalnya: susasana kelas yang panas, terus mahasiswa keringetan, kipas-kipas, jadi ga fokus). Mungkin media pembelajaran yang di manfaatkan kurang di kelola dan di kembangkan dengan baik (Ajegile, itu ilmu TP bangetss). Atau mungkin emang mahasiswanya aja yang cenderung males belajar, yang ke kampus tujuannya nongkrong doang.

Seperti ini lah 

Itulah sudut pandang gue mengenai dosen-dosen yang pernah gue temui selama gue kuliah. Maap ya Bapak Ibu dosen jangan di ambil hati, apalagi sampe mengutuk saya, amit amiiiiiiiit. Tapi kami (mahasiswa) pastinya sangat berterima kasih dengan pengorbanan waktu, tenaga dan pikiran yang telah di berikan untuk kami yang kadang malah menyepelekan pengorbanan kalian. :) :)

I LOVE Bapak Ibu Dosen, Especially Pembimbing ku, yang masih sabar nunggu repisian saya  :-*






Minggu, 20 Mei 2012

Kisah Klasik :)


Oke gue akan melanjutkan kisah reuni sd yang harus segera di selesaikan, karena ini merupakan kenangan yang akan menjadi best memories buat kami. Sabtu, 19 Mei 2012. Tanggal ini gak akan pernah terlupakan buat gue dan temen-teman sd yang kemarin ikutan long trip. Tema perjalanan kali ini adalah ‘jalan-jalan di Jalan’. Perjanjian kumpul jam 7 pagi itu akan tetaplah janji, namanya juga orang Indonesia katanya sih. Kumpul jam 8 pagi dan kami siap untuk melakukan perjalanan yang belom jelas arah tujuannya. Ini adalah perjalanan pertama kali keluar kota Depok lebih dari 12 jam. Semua berkat Erik yang memiliki ide untuk jalan-jalan dan menyewa mobil. Secara kalo gue sama yang lain ngumpulnya ya ‘pizza lagi, pizza lagi’.

Dengan jumlah 9 orang (Gue, HenniWina, RigaOchoEduMomoy, ErikReza) kami berangkat menuju kota Bogor, karena kata Erik “Suroboyo panas, nyari yang adem-adem wae”. Sesuai permintaan, berbagai ide pun bermunculan. Kami memutuskan ke curug cilember sesuai dengan ide Wina dan Edu. Dan kami pun memutuskan untuk melewati jalur alternatif sentul. Bagi yang sudah biasa lewat jalur ini mungkin gak akan ngeluh dengan kondisi jalan yang rusak, banyaknya tikungan (yang ini tikungan beneran yah), banyaknya mobil besar kaya truk sama molen (bukan pisang lho!), dan jalan yang berbukit ketika memasuki perumahan bukit pelangi yang sepi dan horror (kerika menjelang magrib). Si Erik yang bertugas menjadi sopir sepertinya agak stress melewati jalur alternative ini, apalagi saat di bukit pelangi. Jalan yang berbukit-bukit dengan terpaksa mobil yang kita naiki jalannya agak ndut-ndutan (ini bahasa gue) karena sepertinya sih kelebihan penumpang juga.

Siap-siap berangkat

Muka seneng mau jalan-jalan.
Berhasil keluar dari jalur alternative, dan keasikan ngobrol ini itu sambil dengerin musik, bikin sang navigator (Edu) gak fokus buat ngasih tau pintu masuk cilember yang ternyata udah kelawat, dan akhirnya batal lah ke curug cilember. Si Momoy mendadak menjadi kompor meleduk yang hobinya ngomporin si Erik. Momoy ngomporin untuk lanjut ke Bandung, ke Tangkuban Perahu, berhubung si Erik dan Wina belom pernah kesana ya setuju-setuja ajah. Sebelum melanjutkan perjalanan menuju Bandung, kami berhenti di pom bensin untuk pipiw, dan yang cowo-cowo pada ngerokok. 


Masih bisa senyum yee

Masih pada senyum


Masih bisa narsis yeee :p

Setalah itu kami melanjutkan perjalanan menuju Bandung. Tapi sepertinya kami kurang jodoh dengan kota itu. Di perjalanan mobil kami di teriyaki 2 kelompok orang, mencium bau yang ga enak, Erik langsung menepi disisi jalan untuk mengecek keadaan mobil. Bener aja, ternyata ban depan berasep dan bau kopling yang nyengat. Dari kita ber Sembilan, Wina dan Heni yang keliatan banget panik. Sepenglihat gue si wina buru-buru mau keluar dari mobil padahal mobil belom berenti buat di parkir. Edan juga tuh anak, mau loncat keluar mobil, ckckckck. Si Heni yang diem aja, yang biasanya ketawa-ketawa keliatan banget tegangnya. Mencoba merilekskan keadaan, akhirnya memutuskan buat ngopi dan poto-poto lah tentunya. Gue dan ocho sih yang tergila-gila buat poto-poto sebenernya. Mihihihi

Horeee mogok 


Kopi yang menemani 
Sebenernya kepanikan masih belom selesai, ternyata eh ternyata sepertinya gada yang ngerti soal mesin mobil, termasuk si Erik. Apalagi Momoy, dia juga gak ngerti. Tapi Momoy coba buat nelpon orang rental mobilnya nanya keadaan mobil sebelum kita berangkat, emang sih telat banget ya sudahlah. Akhirnya tuh mobil di bongkar lah, katanya sih Cuma kena Rp.65.000 itu juga cuma ongkos service ga tau deh kalo udah di bongkar jadi kena apanya lagi. Bener aje ye kan, setelah di bongkar, yang kena adalah kampas rem (anyway, yang bener kampas atau ampas ya?) dan sil nya yang katanya harus diganti gara-gara udah gosyong. 
Di bongkar dulu ya

Masih tersenyum meskipun lagi kena musibah
Katanya yah, gue pun ga ngerti masalah mesin mobil sih. Dan semua biayanya kena Rp.360.000. Jeggeeeer, bagaikan kesamber petir di daerah puncak (maaf lebay), yang lain pada shock kok bisa semahal itu, apa ini di tembak atau gimana? Masalahnya kita bukan bongkar di bengkel mobil yang besar. Tapi bongkar di bengkel kecil pinggir jalan. Takutnya di tipu, gue nelpon lah si Aa, kali aja dia bisa bantu nanya-nanya harga kalo ganti ampas rem sama sil itu berapa. Ternyata gak sia-sia gue nelpon si aa dia bilang kalo di Jakarta ganti di bengkel resmi bisa aja kena sekitar 400-500 Ribu. Katanya sih yaaah. Yaa dari pada ga bisa pulang lagi ke Depok meu gak mau harus ikhlas mengeluarkan uang Rp.320.000 untuk kampas rem. Ikhlas kan yaaaah semuanyaaah??? Ikhlas... Alhamdulillah :)

Mudah-mudahan sih gada apa-apa lagi dalam perjalanan. Memutuskan muter balik buat main ke daerah jakarta aja. Sebelum nya mampir sebentar di Mesjid At-Ta'awun buat solat Dzuhur dan makan siang. Kasian yang lain belom sarapan. Sementara gue, Momoy dan Ocho solat, yang lain pergi untuk makan. Makannya sih cuma mie rebus, bukan karna ga punya duit tapi karna suhu yang dingin jadi butuh buat angetin badan. Hehehe.


Masjid At-Ta'awun

Masjid At-Ta'awun
Selesai makan siang, langsung cus ke Jakarta, soalnya kalo masih di daerah puncak si Heni ga mau makan dan masih tegang hihihi. Lagi-lagi si momoy jadi kompor meleduk, katanya sih liat sunset di sunda kelapa itu bagus. Oke, mampirlah ke sunda kelapa dengan tiket masuk Rp.3000 untuk satu mobil. Gue cuma berhasil ngambil satu foto dan ini pun ngambilnya dari dalem mobil. 
Sunda Kelapa
Gak puas liat sunset di Sunda kelapa ujung-ujungnya ya kita ke Ancol juga buat liat sunset. Htm masuk Ancol sekarang Rp.15.000/orang dan mobil Rp.20.000. Selain liat sunset gue mau nya main pasir eh ternyata pantai ancol jadi bebatuan, mungkin supaya nahan air pantai yang sedang pasang.
Pantai Ancol yang jadi bebatuan bukan pasir :(

Sunset di Ancol 

Abis poto2 di pantainya kita beralih ke jembatan yang katanya sih jembatan cinta. Jembatan cinta di liat dari apanya yah? Diliat dari beberapa pasang yang ada di jembatan itu? Atau dari beberapa orang yang menyatakan cinta di jembatan itu? Entahlah. Yang gue liat sih banyak orang yang berpasang-pasangan di sepanjang jembatan itu. Sepanjang jembatan itu akhirnya kami menemukan spot yg paling yahud buat foto-foto dan Heni sudah bisa tertawa dan tersenyum seperti biasa. Horeee \(^▿^)/

Edu, Reza, Wina, Erik, Riga

Ocho, Reza, Riga, Gue, Momoy

Ocho, Wina, Momoy, Riga, Reza
Sudah puas liat sunset, puas poto-poto, puas liatin orang pacaran akhirnya kami meninggalkan Ancol menuju Monas. Yaaak Monas, siapa sih orang Jakarta yang gak tau Monas. Sepanjang perjalanan dari Ancol menuju Monas kami yang rata-rata besar di Depok, gatau jalanan Jakarta akhirnya meminta bala bantuan dari GPS si Edu. Kocaknya ni GPS bisa ngeluarin suara. Misalnya yah harusnya kita dari pintu keluar Ancol harus belok kiri terus belok kanan terus lurus suara si GPS '300 meter di depan belok kiri, dan lalu lurus terus, 300 meter di depan belok kanan dan lalu kemudian lurus terus.' Kalo di denger langsung sih ini kocak banget baget kocak! Sampe se isi mobil ketawa ngakak gara-gara suara GPS di tambah lagi si Edu dan Erik yang mencoba improvisasi mengikuti suara sang GPS.

Horeeee sampe juga di Monas, langsung nemu tempat buat parkir, setelah selesai parkir si Erik diminta buat bayar parkir, katanya sih bayar parkirnya 20rb. Edaaaaan, ini Jakarta sejak kapan bayar parkirnya jadi Rp.20.000, gue rasa tuh mas-mas mau naik haji kali yaak. Gue ama yang lain udah urut-urut dada aja bayar parkir mau di tembak Rp.20.000,  belom abis nyesek gara-gara kampas rem di tambah parkir di Monas. Akhirnya kita cabut cari parkiran resmi. Setelah dapet parkiran resmi yang hanya membayar parkir Rp.4500 kami berjalan memasuki Monas. Dan woooowwww, for the first time gue dan Heni ke monas pas malem minggu monas ruameeeeeekkk buangeeeetss! Ini harus lebay karena emang rame! Kami nyari spot yang cukup sepi buat foto-foto pastinya. Yang penting si Erik udah tau deh yang namanya Monas tuh kaya gimana suasananya. 



Setelah puas foto-foto di Monas, kami segera pulang ke Depok. Soalnya si Riga juga udah di telponin bokapnya. Kali ini si Reza berperan sebagai navigator. Niat pulang lewat Sudirman-Pancoran-Pasar Minggu pun pupus, karena si Erik lewat jalur cepat. Akhirnya lewat Blok M. Eeeeeeeh, pas diputeran Senyan yang ada tugunya itu tuh, kami ke tilang. Yuupp, ketilang. Semua langsung pasang muka tegang, Heni jadi tegang lagi, Erik pun panik. Sebagai cowok, Erik ngadepin tuh polisi, one by one (bukan buat berantem ya). Ngeluarin STNK mobil dan lain-lain. Ketika Erik buka pintu mobil, berharap gada sesuatu yang buruk. Maksudnya ketilangnya ga gede-gede banget gituh. Dan jengjeeeeeeeng, ketilang Rp.200.000 gegara si Erik juga gada SIM A, Si Edu ikutan turun buat nego si polisi. Fix kena Rp.150.000. Padahal pas mau parkir di Monas yang katanya Rp.20.000 aja kita ogah dan ini harus beramal ke Pak Polisi. OH GOD, itu juga uang dan kami pun belom makan lagi ,terakhir makan ya di puncak. *miris*

Oke, anak-anak pun cuma bisa ketawa-ketawa, ketilang aja masih ketawa-ketawa yak. Bocah gelo kabeh. Ya gimana ga ketawa, di puncak kurang lebih ngeluarin uang buat kampas rem Rp.350.000, Terus harus ngeluarin duit buat bayar tilangan, dan kita ngabisin waktu emang lama di jalan, bukan ketempat-tempat wisata.


Perjalanan liburan ini emang gak akan pernah terlupakan oleh gue dan teman-teman yang lain. Dari mobil mogok di puncak, terus ke sunda kelapa yang cuma masuk terus keluar lagi, terus ke ancol yang numpang liat sunset sama liat orang-orang pacaran di jembatan, terus ke monas numpang poto-poto, terus ketilang. Dan kami masih bisa tertawa puas. Menertawakan perjalanan kami yang awalnya ga punya tujuan, menertawakan perjalanan kami yang bodoh, yang selalu kelewatan dengan arah tujuan. Menertawakan diri sendiri karena seharian baru makan sekali dan itu makan mie rebus, bersyukurlah Erik dan Momoy yang makn nasi sampe nambah.Menertawakan kampas rem dan polisi. Menertawakan suara mbak-mbak GPS.  Benar-benar absurd. Tapi begitu membekas di ingatan kami, setiap detik pada hari itu gak akan pernah kami lupain. 

Banyak pelajaran dari perjalanan kami kemarin.
  • Kalo mau berangkat baca bismillah dulu.
  • Kalo mau pergi dengan jarak jauh sebaiknya jangan berlebihan penumpang jika menggunakan mobil.
  • Kalo mau pergi harus bawa budget uang lebih, takut-takutnya kendaraan mogok atau bahkan ketilang.
  • Sebaiknya yang jadi supir adalah tuan rumah bukan tamu. 
  • Seorang navigator seharusnya fokus untuk jadi navigator bukannya asik ngobrol sendiri sampe-sampe kebablasan. 
  • Kurang-kurangin ketawa dan dengerin musik ini pun membuat sang navigator dan supir pun jadi ga fokus #GagalPokus.

Hari ini Erik balik ke Surabaya dengan kerata tut tut gujes gujes jam 8 malam. Gue gak bisa ikut kumpul-kumpul untuk hari terkahir Erik di Depok. Dan pasti kami semua bakalan kangen sama lo rik, makasih udah mampir ke Depok, silahturahmi sama temen-temen lama. Makasih udah nularin kata 'cuk', makasih buat 'gateli' nya juga. Inget Bojomu rik. kalo ke Depok kudu harus kenalin sama gue! *dasar PHP luh*
Bubye Erik See you Next Time :)

Makasih juga buat temen-temen yang udah ngeluangin waktu buat jalan-jalan ter-absurdnya. Makasih buat ngajarin gue untuk tetap senang di saat kena musibah. Makasih buat semua hiburan dan liburan kali ini. Next time kita kudu harus jadi ke tangkuban perahu dan ga boleh pake mogok lagi. Atau kita berpetualang di Jogja? #uhukJogja

Buat gue moment yang paling serius ngebuka adalah obrolan ketika di tukang nasi pecel ayam *akhirnya makan juga Tuhaaaaaan.* Momen dimana kita ngomongin tentang masa depan, momen dimana gue bisa tauk kalo cowo-cowo di hadapan gue adalah cowo-cowo gentle yang mau bertanggung jawab dengan pasangannya masing-masing. Gue dan Henni cuma bisa angkat jempol untuk ke gentle-an mereka.

Sekarang liburan juga udah selesai, Erik balik ke Surabaya. Gue, Ocho Riga, Reza masih sibuk kuliah. Momoy dan Henni sibuk skripsi. Wina dan Edu sibuk kerja. Semoga kesibukan kalian ga memberhentikan tali silahturahmi kita yaa. I'll be missing you guys. *peluk satu-satu*

Buat Mahe (Henni) kamu jangan sedih, nanti Erik bakal balik ke Jakarta kok, dia akan tetep selalu jadi temen kita sampe kapanpun, harusnya kita seneng udah bisa ketemu sama Erik, meskipun ngelepas kepulangan si Erik itu cukup sedih karena waktu 4 hari itu ga cukup buat berbagi cerita selama kurang lebih 10 tahun gak ketemu.


Dear Henni kamu kenapa ga ikutan poto? huh :|

NB: gue nulis blog ini sambil dengerin lagu kisah klasik nya So7, sambil mewek dikit. 



Reuni SD..


Menyambut long weekend kali ini, sebenernya gue agak males karena ga punya planning sama sekali buat liburan, hanya aja 2 minggu sebelum long weekend ini temen-temen sd gue udah ribut aja mau ngajak ngumpul-ngumpul. Katanya sih ada temen lama yang sudah ga pernah ada kabarnya semenjak pindah ke Surabaya. Kenalkan namanya Erik Antro, namanya yang tertera di FB sih katanya gitu. Tapi ya sampe sekarang gue ga pernah tau nama panjang dia sebenernya Erik siapa, denger-denger sih katanya Erik Karisma, auk deh bener atau engga. Oke lanjut lagi. Si Erik ini entah gimana caranya bisa di temukan oleh si Momoy alias Dipo. Dan mereka ketemu di Jogja #UhukJogja. Terencanalah weekend ini kita kumpul untuk ketemu sama si Erik yang kabarnya sih udah jadi musisi. Hahaha, soalnya dulu doi gemar main harvest moon jadi temen-temen yang lain gak percaya kalo si Erik udah jadi musisi.

Bocah Surabaya 'ERIK'


Tanggal 17 Mei 2012

Rencana kumpul di KFC yang baru buka di margonda jam 3an. Akhirnya berpindah haluan karena orang Depok yang terlalu gahul atau ngalay, setiap ada tempat baru pasti rame. Akhirnya kumpul-kumpul di Pizza Hut Margo City, sebenernya dalam hati sih ‘pizza lagi, pizza lagi’ orang-orangnya ‘elo lagi, elo lagi’ itu pasti banget setiap kumpul reuni SD. Ya sudahlah gapapa, yang penting silahturahminya terus terjalin. Yang beda kali ini nambah 3 orang yang ga pernah bisa di ajak kumpul. Salah satunya si Erik yang udah dateng jauh-jauh khusus dari Surabaya buat ketemu gue, eh maksudnya ketemu sama temen-temen yang lain. Ada Yasfi yang sekarang udah kalem banget, maklum dulunya anak pesantren, dan Edu yang waktu jaman SD pernah nelen koin, dan di kenal sebagi Edu ‘koin’

Bocah Alim 'Yasfi'


Bocah Koin 'EDU'

Kumpul di tempat makan di tengah pusat perbelanjaan yang orangnya banyak banget bikin kepala pusing. Niatnya mau angkringan malah jadi melipir ke rumah gue.

Gue, Erik, Heni, Ocho, Yasfi, Reza, Momoy, Edu, Riga


Di rumah gue kumpul lah bocah-bocah jaman SD, inget-inget kisah lalu, di jamannya main sepedah bareng, ngerjain pe-er dari rumah satu temen ke rumah temen lainnya, jamannya main kasti, main bola, ngomongin hal-hal konyol jaman sd kaya si Erik yang demen banget nonton telenopela Amigos dan hanya dia cowo satu-satunya dikelas yang ngomongin tuh telenopela, ngomongin cinta monyet pulak, dan si Ari lah orang yang memiliki kisah cinta yang paling fenomenal pada jamannya dulu. Gak terasa hujan turun yang semakin membuat suasana kita-kita buat ngobrol ngalor ngidul makin asik. Di tambah lagi dateng si Devia yang ikutan ngumpul di rumah, yang memegang kartu aib anak-anak yang lain. Cowo-cowo yang mulai bosen mah pada main PES dari leptop si Yasfi, yang lain masih asik  dengerin si Devia cerita.

Edu, Ari si bocah leboy

Tiba-tiba Erik ngajakin jalan-jalan ceritanya sih mumpung dia lagi main ke Depok.  Katanya juga mau nyewa mobil. Yaudah lah yaah, akhirnya sih temen-temen mau mau aja kalo di ajak jalan-jalan mah. Setelah hujan reda akhirnya mereka pulang ke rumah masing-masing. Dan janjian kumpul tanggal 19 Mei 2012 jam 7 pagi d rumah gue.

To be continued  

Minggu, 13 Mei 2012

Sore dengan Duren

Di Minggu pagi seperti biasa, habis solat subuh kadang gue suka tidur lagi. Kali ini gue memilih buat beberes kamar yang udah kaya bukan kamar perempuan. Mamah juga lagi ga enak badan, gue dan sepepu yang tinggal dirumah beberes rumah, gue bagian lantai dua dan dia di bawah. Habis beberes baru deh gue ketiduran, bangun-bangun mamah lagi di urut, katanya sih ga bisa bangun dari tempat tidur, ikutan deh gue minta di urut abis bangun tidur. nikmatnya duniaaaaaa~ hehehe

Namanya juga hidup abis susah susah terus seneng seneng. Sore-sore angin cepoi-cepoi tumben-tumbenan juga si Adit mau gue ajak kulineran. Di Depok itu banyak kuliner yang enak-enak, tapi buat gue pribadi kulineran untuk makan berat macam nasi gue kurang tertarik, lebih enak cemilan. Gue, Adit, Kiki sama Dayat cuss ke Margonda buat kulineran. Kami memilih buat makan Sop Duren, yang katanya sih lagi happening gituh di Depok.

Kedai Sop Duren terletak di Jalan Margonda Raya deket banget sama lampu merah Ramanda, sampe sana udah banyak motor yang nge jejer depan tuh kedai. Rame lah yah, namanya juga weekend, dengan tempat yang sangat-sangat minim banget. Gue dan Kiki memesan sop duren, disana ada macam-macam menu, gue ga hapal banget sih, abis banyak banget orang jadi pusing. Gue memesan sop duren original + roti, kiki pesen Sop duren ketan + stroberry.



Sop duren ketan + stoberry + roti

Sop Duren original + roti

And u know what, pesenan ini sop duren ini dateng 30 menit kemudian. krik krik krik. Padahal ngabisin satu porsi sop duren ga sampe 15 Menit. Hahaha. Ya gapapa juga sih, yang penting puas dan ga penasaran lagi. Rasanya sop duren bagi gue yang suka duren enak, ga terlalu banyak serat-serat yang ga bisa dimakan. Alhamdulillah gelas gue bersih. haha. Pulang dengan perut kenyang dan mabok duren. mihihihi

Jadi buat temen-temen yang mau nyobain sop duren itu recommended kok bagi yang ga doyan duren cobain aja yang ada ketannya, biar ga terlalu eneg, tapi ngenyangin loh. 

Selamat menikmati :) 

Sabtu, 12 Mei 2012

Intermezzo~~

Sepertinya Si Gadis Penyair dan Tuan Beransel ini ceritanya seru banget ya, meskipun ceritanya bad ending karna ga jelas bagaimana hubungan mereka berdua. Gue harap si Gadis Penyair ini bisa menjadi cahaya sendiri seperti yang tuan anonim bilang, buat si Rini yang masih menunggu entah apa yang dia tunggu, si Vivi yang memberikan kesempatan ke dua karna gak akan ada kesempatan ketiga, si Daru yang harus benar-benar menanam kepercayaan pada pasangannya karena mereka LDR.

Yah, percaya atau engga ngomongin masalah hati tuh gak pernah ada habisnya, itu menurut gue yah. Masalah hati tuh kompleks apalagi kalo udah urusan sama cinta. Hahaha. Blog gue ga jauh-jauh ya sama CINTA. Ya sekali lagi ya harap maklum gue tuna asmara alias single alias jomblo. Eh jangan salah loh, jomblo itu ngurangin dosa, coba ya kalo pacaran kan pasti ada aja deh berantem, ngurangin pahala tauk. Oke, itu hanyalah sebuah alasan untuk menghibur diri sendiri. 

Ngutip dari blog temen gue si emi cinta ga pernah salah, yakin?. Gue jadi mau nanggepin kisah yang dia buat nih. 

Emmmm, kalau kata tulisan yang pernah gue baca sih katanya yah, "Cinta itu hadir tanpa diundang, hadir karna terbiasa, dan ga pernah tau cinta itu datang untuk siapa" Buat gue cinta itu dateng pasti di undang lah, diundang dengan ketertarikan, diundang dengan adanya feedback.Untuk cinta hadir karna terbiasa gue sedikit setuju nih. Apalagi ga pernah tau cinta itu datang untuk siapa. Pinter-pinter aja sih jaga cinta.

Jadi cinta ga pernah salah? Cinta gak akan salah jika dengan orang yang tepat, ya kalik lo udah nikah terus cinta sama orang lain. Tanggung jawabnya itu loh sama Tuhan.
Kalo pas pacaran gitu? trus cinta sama orang lain juga gimana? Ya salah juga sih buat gue, soalnya kalian berkomitmen, emang sih bukan di hadapan Tuhan, tapi itu kan tetep aja ada hati yang perlu di jaga jadi jangan deh cinta-cinta ama orang lain . Bakalan di keroyok masal nih gue. hahaha. Mian chinggu ^^v
Terus kenapa ada orang selingkuh? Kenapa ada orang selingkuh yah, hemmmm, sejauh ini gue ga pernah tau pasti kenapa orang-orang pada selingkuh. Pendapat gue, selingkuh itu pelampiasan dari kebosanan yang ada dalam suatu hubungan. Dan semoga gue tidak termasuk orang yang melampiaskan kebosanan dengan cara selingkuh. Amiin

Jadi emi, cinta lo mungkin ga salah, tapi sikap lo terhadap cinta itu yang salah, mungkin kalo lo sabar, lo tunggu waktu yang tepat lo sama dia bisa pacaran dan masih sampe sekarang. Eciyeee eciyeee.
Kaya gue, sabar. *eh curcol dikit*

Eh, tar dulu deh, gue sok-sokan ye gaya banget ngomongin cinta. Belom cukup umur gue euy ngomongin cinta, apalagi pengalaman tentang cinta, cinta monyet sih pernah, hahaha.


Arti cinta itu apa sih? Kasih tau dong. 











Kamis, 10 Mei 2012

Sampah di Otak

Bener-bener butuh tong sampah buat ngeluarin sampah yang ada di otak gue. Salah satunya blog sampah ini. kalo ga suka ya ga usah di baca! Mau buang unek-unek disini juga, kali aja bisa tambah ploooong hehehehe...

Gue ga mau ngeluh sama hidup (sebenernya). Banyak orang yang bilang let it flow, nikmatin aja, tetep senyum, atau apalah. Oke gue anggap itu sebuah motivasi kalo kita lagi bersedih. Mungkin dengan ngomong gitu jadi punya semangat hidup lagi. Buat gue sendiri itu kata-kata emang cukup membantu buat sugestiin diri kalo gue baik-baik aja. Tapi ada momen dimana mereka ga bisa ngomong begitu karna gue lagi ngerasain yang belom tentu mereka rasain. Seperti gue kangen sama 'Bunda' apa kalian bisa ngerasain kangen sama orang yang ngelahirin dan kalian hanya bisa berdoa, ga bisa peluk, ga bisa liat bahkan denger suaranya. Kadang hal itu yang bikin gue nyesek, yang bikin gue iri sama yang lain. Tapi satu sisi gue bersyukur punya 'Mamah' yang sayang sama gue, punya keluarga yang sayang sama gue, yang udah bisa dengerin suara gue dirumah. Tapi tetep aja ada yang kurang. yaaaah, namanya juga manusia ga pernah puas.

Bukan hanya gue kangen sama 'Bunda', dan sekali lagi bukannya gue mengeluh. Hanya aja gue akhir-akhir ini ngerasa jenuh, ngerasa bosen, ngerasa sesautu sedang mempermainkan gue, seperti tugas kuliah dan skripsi (ini gue yang mainin apa di permainkan) hahaha




Rabu, 09 Mei 2012

Si Gadis penyair dan tuan beransel


Gue hanya menuangkan apa yang ada dalam pikiran gue, menjadi orang yang gak bakat dan gak jago-jago amat menulis apalagi menulis skripsi. Opps!

Kenalkan namanya Gadis, Gadis ini memiliki hobi yang aneh menangis di pojokan sudut kamar dan melihat rembulan dalam celah atap kamarnya. Aneh bukan? Menurut gue itu aneh.  Ya suka-suka yah, namanya juga cerita saya yang buat. Gadis adalah seorang petualang cinta yang sekarang akhirnya dia memilih untuk single sementara. Menjalani kehidupan bareng teman-temannya yang katanya 'single taken' dan sudah ada yg taken. Sebut saja si 'single taken' Rini, dan 2 yang Taken Vivi dan Daru.


Pagi itu Gadis sudah berkicau di timeline twitter mengeluarkan bahasa-bahasa puitis. Entah dengan siapa si Gadis sedang menaruh hati. Si 'single taken' me Reply twit si Gadis.
"Dis, masih pagi udah ngasih puisi buat siapa sih?"
Gadis pun me Reply "Untuk Sang Mentari yang akan menemaniku menjalani aktifitas hari ini".

Si 'single taken' menggurutu dan me Reply "Terserah elu deh Dis"


Pagi itu Gadis, 'single taken', dan 2 orang sahabatnya yang sudah taken bertemu di pendopo kampus yang adem. Si Gadis membuatkan nasi goreng buat sahabat-sahabatnya. Dan Gadis mulai membuka pembicaraan.



"Sebelum kalian makan nasi goreng buatan gue, dengerin gue baik-baik." Kata Gadis.


Ketiga sahabatnya sudah fokus ingin mendengarkan Gadis.


"Sebelum kalian makan mari kita berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing. Berdoa mulai"


Ketiga Sahabat Gadis langsung lemes mendadak, dikirain ada hal penting apa yg di sampaikan. Memang berdoa penting, tapi dikirain ada yg lebih penting dari itu. Mereka menyantap nasi goreng dengan lahap sampai si Rini bertanya pada Daru.


"Daru, gimana rasanya LDR?"


"Ya gitu deh, gue kan udah biasa LDR"


"Kalo Vivi gimana sama pacarnya?" Si Gadis membuka suara.


"Baik kok, malah kaya orang ga pacaran. Lo semua tau kan, Gege sibuknya kaya apa" Jawab Vivi agak ketus.


Segerombolan anak Mapala lewat d depan mereka. Si Gadis hanya tertunduk dan diam seketika. Rini, Vivi dan Daru merasa aneh dengan sikap Gadis.


"Kenapa lo? Sakit?" Tanya Daru


"Gue sehat kok" sambil senyum-senyum dan pipi merah.


Kejadian ini sering terjadi kalau mereka berempat lewat gedung fakultas sastra, gedung mapala bahkan ketika anak-anak mapala lewat depan mereka. Rini yang mempunyai kebiasaan sok detektif mulai mencium gelagat yang aneh dari Gadis.


"Lo lagi naksir cowo?" Tanya Rini pada Gadis
"Heem kok lo tau?"
"Cowonya anak kampus?"
"Kok lo tau?"
"Cowo yang lo taksir anak Mapala?"
"Kok lo tau?" Mulai panik
"Dia suka pake tas ransel item setiap ke kampus"
"Iiiiiih kok lo tau?" Semakin panik
"Yaelah Gadis, berapa lama lo temenan ama gue? Masih mau nyimpen semuanya?"


Gadis hanya garuk-garuk kepala, mungkin dia banyak kutu.


Setelah ke gap oleh Rini kalau si Gadis sedang naksir cowo, Gadis makin eksis di social media. Setiap pagi Gadis berkicau misalnya saja, 'Pagi ini mentari memberikan sinarnya yang terindah, seperti senyummu yang mengindahi hari-hariku'. Ya namanya juga penyair, bahasanya kadang bikin lucu sendiri sih. Selidik punya selidik si Gadis sudah temenan sama si tuan beransel di facebook, ternyata si tuan beransel ini seorang pujangga dan pendaki. Kebayang ga sih kalau seorang pendaki bisa menulis puisi yang romantis? Oke lanjut. Gadis dan tuan beransel ini saling melempar puisi pada status FB mereka, gak di sangka-sangka si tuan beransel ini message Gadis.


'Hai Gadis, salam kenal. Aku suka melihatmu di sela-sela senjaku, dan kamu kadang mengganggu hari-hariku. Maaf, aku tak bermaksud bilang kamu menganggu, tapi kamu memang benar-benar menggangguku'


Gadis bingung maksud nya mengganggu apa, Gadis merasa tak melakukan apapun terhadap tuan beransel. Dia hanya bermain kata-kata melalui status FB nya. Semenjak itu Gadis tidak pernah bermain kata, Gadis menghilang dari kehidupan tuan beransel. Gadis melalui hari-hari dengan kebiasaannya berkicau dengan kata-kata yang puitis. Sampai suatu hari Vivi mengajak Gadis dan teman-teman yang lain untuk rafting. Awalnya Gadis ragu, ada apa gerangan si Vivi ngajak rafting, berhubung teman-temannya pada ikut Gadis mau ga mau harus ikut.

Seminggu kemudian mereka berkumpul di lokasi keberangkatan, Gadis yang tadinya ceria ketawa-ketiwi haha hihi mendadak diam ketika melihat sosok tuan beransel. Gadis mendekati Rini.


"Heh, lo kenapa ga bilang ada si tuan beransel."


"Gue gak tau Dis, ini acara kan yg ngajak si Vivi lo tanya aja ama dia. Tapi bukannya lo seneng ada doi?"


Gadis kembali diam, mereka berangkat menuju lokasi rafting dengan minibus. Ternyata eh ternyata si tuan beransel sengaja memilih duduk dekat Gadis. Ciye Gadis, pasti deg-degan tuh.


"Hei, Gadis yang selalu mengganggu ku. Kau tak pernah terlihat lagi di senjaku. Aku rindu" ucap Tuan beransel

Gue rasa si gadis pasti lagi deg-degan di tambah senyum-senyum sendiri  dengar kata 'rindu'.
"Ngomong sama gue?" Mendadak si Tuan beransel speechless, ternyata dapat reaksi yang tidak di harapkan.
"Duh, yaiyalah gue ngomong sama lo, masa ama kaca." Sambil senyum maniissss banget.


Dan gue rasa lagi-lagi si Gadis sebenernya mau jijingkrakan kesenengan.


"Ya kali, lo ga waras. Mihihihi"

"Jawab pertanyaan gue dong Gadis"
"Yang mana?
"Yang lo kira gue ngomong ama kaca"
"Oooooh, itu. Iya itu, anu. Gue sibuk kuliah, jadi udah jarang duduk di sana, lagian malah ganggu lo latihan kan ga enak"
"Oaaaalaaah, gue tau nih kenapa lo ga bales message gue. Pasti lo kira, lo  bener-bener ganggu gue yah?"


Gadis hanya menganggukan kepala dengan muka melas.


"Emang ganggu sih" jawab Tuan beransel agak ketus
"Tuh kan" Makin melas


Percakapan terhenti, Tuan beransel di panggil temannya. Gadis bermain dengan pikirannya. Sebentar-bentar menoleh kearah Rini sambil menye-menye. Rini hanya melet-melet membuat Gadis makin kesal. Singkat cerita si Tuan Beransel sehabis acara rafting kemarin semakin akrab dengan Gadis, sering Sms-an dan telfonan. Bahkan di dunia twitter dan FB mereka saling melempar puisi dan pujian-pujian. Teman-teman Gadis pun berfikiran mereka telah menjadi sepasang kekasih. Habisnya mereka terlalu romantis kalau dibilang bukan sedang berpacaran. 


'Terima kasih selalu mewarnai pagiku dengen ucapan selamat pagi'


Twit Gadis pagi itu sepertinya sangat riang. Namun ketika bertemu di kampus Gadis terlihat murung. 


"Gadis kenapa? Tumben murung padahal twitmu pagi ini ceria sekali" tanya           Daru


"Gimana yah? Si Tuan beransel udah seminggu ini ilang gada kabar. Dia lagi sibuk mapala kali ya?"


"Heemm, bisa jadi. Tapi kamu sms dia aja duluan."


"Gue ga mau ah, gengsi dong masa cewe sih yang sms duluan"


"Ya sudah terserah kamu"


Tidak lama kemudian Vivi dan Rini datang


"Tadi gue sama Rini papasan sama Tuan beransel lo tuh Dis. Doi hepi banget tuh. Tapi kenapa muka lo cemberut gitu? Berantem sama doi?"


"Jangan ganggu Gadis dulu deh yuk, dia mau sendiri" ajak Daru.

Mereka meninggalkan Gadis sendiri. Gadis masih sibuk dengan pikirannya, melihat henpon yang dia pegang.

'Rindu ku sudah memuncak, tapi ku tak mampu menyampaikan ini padamu. Terlalu malu juga aku bilang rindu.'
'Hei tuan beransel, sekarang kamu yang mengganggu hari-hariku, bukan sore saja, tapi pagi siang dan malam. Kamu terlalu sibuk berlari-lari dipikiranku'
'Senja itu aku sengaja duduk ditempat biasa untuk melihatmu, ternyata kamu tak ada disana'
'Sudahlah, aku lelah menahan rindu ini. Akan aku sudahi semua perasaan ini. Kamu memang benar mengganggu'


Gadis menjalani hari-hari dengan ke-galauan yang ada tanpa diketahui sahabat-sahabatnya. Meskipun Gadis satu kampus dengan Tuan Beransel dia tidak pernah bertemu dan papasan. Dalam hati kecil Gadis, dia sangat ingin bertemu dengan tuan beransel hanya sekedar mengobati rindu. Harapan hanya harapan, Gadis tetap tak bertemu si tuan beransel.


'Ketika sinar bintang memberi isyarat kerinduan, aku tahu itu kamu. Aku disini sudah memiliki bintang lain. Yang harus kujaga dan tak mungkin bintang ini aku lepas. Maaf'


Itu adalah status FB Tuan Beransel, Gadis terhentak. Kembali sibuk dalam fikirannya 'Dia sudah punya seseorang? Lalu apa maksudnya mendekati ku? Aaaah Brengsek! Mulai detik ini gak ada lagi kata Tuan Beransel di otak gue'


'Hei Gadis yang selalu mengganggu senja ku, kamu sudah terbang mengejar mimpimu. Semoga kamu bahagia.'


Gadis yang diam-diam masih kepo sama semua kegiatan si Tuan Beransel penasaran. Tapi ya sudah males untuk berharap lebih dengan sikapnya seperti itu. Sampai suatu hari Gadis yang sedang duduk di tempat biasa kala senja melihat Tuan Beransel sedang tertawa riang bersama seorang perempuan yang sedang duduk di sebrang Gadis. Semakin muak Gadis melihat itu semua. Semakin tidak mengerti apa maksud semua sikap yang diberikan padanya. Apa karena Gadis dan si Tuan beransel tidak memiliki status yang jelas sehingga seenaknya mempermainkan Gadis. Atau malah tuan beransel yang berfikir sedang di permainkan oleh Gadis. Sampai sekarang tanda tanya itu mungkin ada dibenak Gadis dan Tuan Beransel. Sekarang mereka berdua sudah hidup dengan kesibukan masing-masing. Tanpa jelas hubungan mereka bagaimana.

Jadi hubungan Gadis dan Tuan Beransel berakhir sebelum dimulai. Entah awalnya mereka yang terlalu nyaman dengan hubungan yang seperti itu. Semacam HTS, mungkin menurut mereka dengan begitu tidak akan pernah menyakiti perasaan satu sama lain. Atau mungkin mereka yang terlalu takut untuk memulai suatu hubungan. Yah, kemungkinan itu bisa terjadi dalam pikiran Gadis atau pun si Tuan beransel. Yang pasti tidak ada seorang pun yang tidak menginginkan kepastian kecuali orang itu terbiasa bermain-main dengan sesuatu yang dinamakan hati.